Senin, 17 Desember 2012

Valentino Rossi Mengaku Pecandu, Sulit Disembuhkan



Saat ketagihan dan tak mendapatkan apa yang diinginkan, seseorang pasti gelisah. Hati galau, makan susah, tidur sulit, apalagi nyari duit ya tambah susah. Itu memang gejala psikologis yang wajar terjadi pada Valentino Rossi yang tak memperoleh sesuatu yang sangat diinginkan.
Tapi maaf brosist, dia bukan pencadu narkoba laknat. Namun, nyandu juara. Dia sakau  sepanjang gabung dengan Ducati 2011-2012 yang tak sekalipun merasakan podium pertama dalam 35 race. Padahal, sejak bergelut di GP125 The Doctor kecanduan dan ketagihan dengan yang namanya menang.
Kalau ketagihan kalah, gendeng namanya. Dalam 30 laga 125 cc, ia raih 12 kemenangan. Naik GP250 cc ia cetak juara seri 14 kali dalam 30 lomba. Puncaknya di primier class (GP 500 cc dan MotoGP) ia dulang 79 gelar juara dalam 216 penampilan. 
Ruarrrbiazaaaa! Itu rekor miliknya yang entah kapan bisa dilampaui rider lain. Selain juara, dalam 216 raceday itu Rossi mencatat 141 kali podium sebagai runner up maupun ketiga. “Perasaan saat menang sangat beda dengan hal apa pun. Sialnya, itu hanya berlangsung sekejap dan ingin mengulanginya lagi. Begitu terus tanpa bisa dihentikan. Memang seperti candu yang bikin nagih. Itulah alasan utama untuk tetap balapan,” ujar The Doctor menggambarkan filosofinya. 
Itu juga alasannya balik lagi ke Yamaha musim 2013 nanti. Bukan soal uang karena Ducati, katanya, menawarkan uang yang lebih banyak dari yang ia dapat di Yamaha. Iya, tapi sampeyan kan sudah tua, apa masih sanggup? Pada 16 Februari 2013 nanti The Doctor sudah berumur 34 tahun. “Hasrat besar meraih kemenangan lebih berarti dari faktor usia. Rasa nyandu itu akan mengalahkan semuanya,” kilahnya. 
Ia akui para pembalap sekarang ini memang sangat serius dalam menjaga kondisi fisik. Mereka latihan rutin dan terprogram khusus dan menjalankan diet ketat sehingga terkesan jalani hidup tak normal. Rossi pun merasa tak perlu menyiapkan kebugarannya dengan cara seperti itu. “Sangat penting mengimbanginya dengan gaya hidup yang menyenangkan, lebih santai sajalah.” 
Okelah kalau begitu, kan sampeyan yang tahu kondisi fisik sendiri. Yang penting bikin ramai lagi tuh MotoGP biar ndak ngantuk nontonnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar